Friday, August 05, 2011

For just a moment


(Mar 19, 2011)
Gerimis berderai-derai menampar kaca mobil sore ini saat kuinjak pedal gas dari Banjarmasin ke Kapuas, penuh keraguan mulanya kala memikirkan betapa akan membosankan sebuah acara semi seremonial yang akan kuhadiri, sepertinya tidur sore akan lebih nikmat (batinku), masalahnya dengan sangat sadar kuterima kenyataan bahwa mataku tak mungkin menerima jadwal istirahat sore yang memang tak punya sejarah dalam kebiasaan hidupku. Yahhh…. Sudahlah, mungkin ada kehendak kosmis yang lebih besar dari logika menanti disana.
Dengan gemas ku-eject CD George Benson yang selama 10 menit terakhir sudah dua kali memutar Nothing’s Gonna Change My Love for You secara auto repeat, pasti kerjaan Jordan si bungsu yang mendadak tergila-gila dengan lagu ini !!! Padahal ini lagu kenangan bokapnya zaman SMP dulu, hehehe… dasar anak modern berselera jadul, pikirku sambil geli sendiri. Tergesa kumasukkan CD The Magic of David Foster dan kutekan tombol random play. Display menunjukkan bahwa CD player membaca lagu no 6 – For Just a Moment , lalu pelan tapi pasti…. Terdengar suara sang Master Zen –David Foster Yang Agung :
We laugh ….until we had to cry
And we love …. right down to our last goodbye
We were the best, I think we'll ever be
Just you and me, for just a moment

Baru bait pertama, harus kulepas kacamataku yang berembun tiba-tiba. Sungguh gila… !!
Lagu berlanjut :
We chase that dream we never found
And sometimes we let one another down
But the love we made,
Made everything alright
We shone so bright
For just a moment

Kali ini terpaksa harus kuhentikan mobil sejenak, untuk mengambil tissue dan menghapus embun yang ternyata berasal dari….. mataku yang membasah tak terbendung.
Kuhela nafas dalam-dalam dan mencoba membayangkan hal-hal indah, lucu, dan menceriakan. Tak berhasil. Bermenit-menit kemudian yang terjadi malah aku merubah mode random play tadi ke auto repeat. Jadilah satu jam perjalanan di tengah rinai hujan itu konser tunggal David Foster dengan lagu tunggal pula : FOR JUST A MOMENT.
Sepanjang hidup sejauh yang kuingat, tak banyak moment dimana peristiwa ‘pengembunan’ mata seperti tadi kualami, banyak kisah sengsara – terlalu banyak malah- yang kujalani dimasa kecil hingga remaja dan dewasa tak mampu menyentuh sisi emosi terdalamku seperti ini. Bahkan tak dapat kumengerti secara pasti penyebabnya, kematian teman dekat hingga wafatnya ayahku sendiri tak membuatku meneteskan air mata.
Berfikir dan berfikir, hingga akhirnya buntu sendiri, kuinjak terus pedal gas dan tak pedulikan lagi ada apa hubungan syaraf emosiku dengan syair, melodi, dan harmoni lagu tadi. Beberapa ratus meter sebelum tiba di kantor, tiba-tiba pemahamanku terang benderang seperti wahyu Musa di bukit Tursina. Ternyata theme song ini sudah mengisi dasar jiwaku entah sejak kapan, terkandung cerita singkat hampir tak bermakna, tapi menoreh luka dalam yang jadi codet besar di pipi hatiku. OMG, batinku lagi.
Sudahlah…….
Sebelum kumatikan mesin di parkiran kantor, masih sempat kudengar refrain lagunya :
Time goes on,
People touch and they're gone
And you and I will never love again
Like we did then…..
Sudahlah…….. ternyata ini tak pernah benar-benar berakhir sampai sungguh-sungguh diakhiri, for just a moment.

No comments:

Post a Comment